# Di senja yang basah
Ada senja
di bibir pantai yang berdebu
menjelma pesona ke dalam rimbun hutan
tempat daun keringku yang remuk memeluk tanah
memutar ulang seluruh kisah
senja kali ini mengajarkan ku
untuk mengenal
untuk mengenang
seluruh tentang mu yang sempat terdera
yang sempat merangkai keping ku menjadi sempurna
dalam diam ku menatap
dalam diam ku berbicara
pada kicau angin yang lalu lalang pergi
hinggap di dahan yang terus menari
senja berpetualang ,
sendu bawa perih pulang
kedasar danau tenang
tempat berteduhnya seluruh kenang.
# Senja berkali kali
senja berbisik hening
lewat jingga yang mulai menguning
menyeduh aroma hasrat
sebagai satu satunya solusi
memulangkan rasa nikmat
kau adalah mentari
yang ku terbitkan berulang ulang kali
sampai di pelupuk senja
kau menjelma aurora
melukis aksara di rupa warna
tempat mata menemukan syur
ganya
ciderai segala apa yang dusta
namun malam ternyata.
pekatnya memungut cahaya sebagai suara
sebuah seruan !
untuk kembali melepas pisah
melebur diri sebagai tanah
menengadahkan tangan sebagai udara
kau tak lagi sebagai mentari
kau adalah doa yang ku amin kan berkali kali
# Ingin kamu seutuhnya
Teringat sore kali ini
di surau
yang kita tempati mengaji
ada bekas hangat
yang lekat ku ingat
hinggap di kening,
sebagai kenang
tentang wajah mu yang terbalut sutra itu
tersipu malu
tersapu kelu
senyum yang kau sembunyikan
akhirnya jatuh dan kau tinggalkan
kupungut tak tersisa
sampai waktu lebih bersahabat
akan ku kembalikan senyum mu
sebelum petang merenggut manisnya
karena aku ingin kamu seutuhnya
# Jangan pergi
Senja masih basah
tumpah di udara
kilau jingga berloncatan di mana mana
seakan meruntuhkan cahaya purnama
saat malam,
adalah cerita masa lalu yang dibohongi oleh sinar kunang.
sedang siang,
tak lelahnya meracuni tubuh
dengan gas yang berwarna kuning
maka diamlah sejenak !
tunggu waktu lebih memihak
toh, di ufuk sana
matahari terkapar
terangnya sedikit demi sedikit
tergerus air di kali
jika kamu ingin pergi
aku tak ingin lebih terluka
dari gerhana malam ini.
#senja menyemai gugur
di usai usia
rentang waktu mulai mengukur
dekap angan mulai mendengkur
ada atau kita sama merasa
jarak untuk kembali meraba
adakah ranting kering tak terhinggap angin
rapuh
tertatih tatih terjatuh
tanah menjamin tempat
pada semua rasa angkuh
menyingkap seluruh tirai yang sebelumnya tertutup rapi
menghalangi jendela mata kita
coba terka
ada di balik apa senja menabur jingga
di sana
matahari kewalahan mengubur jasadnya di mana.
oleh : guren